Sosok Jung Il Woo yang ganteng, dengan tubuh tinggi tegap serta perut
sixpack, tentu membuyarkan bayangan orang tentang malaikat maut yang
identik dengan kematian. Namanya juga fiksi, si pengarang bebas saja
menginterpretasikan imajinasinya. Lagi pula, tanpa Jung Il Woo, si
malaikat maut ganteng, serial ini mungkin akan kehilangan esensinya.
Ji Hyun (Nam Gyu Ri) seorang gadis yang koma setelah mengalami
kecelakaan beruntun. Dalam kondisi koma, roh Ji Hyun bertemu Malaikat
Maut. Agar bisa hidup kembali, Malaikat Maut memberi “tugas” kepadanya
untuk mengumpulkan air mata tulus dari tiga orang selain keluarganya
dalam waktu 49 hari. Jika dalam kurun waktu itu ia gagal menjalankan
tugas, giliran si Malaikat Maut menjalankan tugasnya mencabut nyawa Ji
Hyun. Ji Hyun mulanya menganggap tugas itu mudah. Ia punya dua sahabat
dan seorang tunangan yang setia mendampingi.
Namun perjuangan 49 hari mencari tiga air mata itu menjadi tugas
berat, ketika mengetahui sang sahabat berkhianat dan berselingkuh dengan
tunangannya sendiri. Ji Hyun salah, berpikir selama ini hidupnya
dikelilingi orang-orang yang sungguh mencintainya. Di sekitarnya, banyak
orang yang hanya peduli pada kekayaannya. Dari mana ia harus
mengumpulkan tiga air mata tulus itu?
Jung Il Woo dalam serial 49 days sebagai Malaikat Maut (Scheduller)
Yakin akan mendapat air mata tulus dari Kim Bum, Lee Min Ho, dan Na Mun Hee
Karena cerita serial ini, Jung Il Woo terpicu untuk berpikir, bagaimana
jika seandainya ia ada di posisi Ji Hyun. Dari siapa air mata tulus itu
didapatkannya?
“Serial ini membuat saya banyak berpikir, tapi saya merasa tak banyak
orang yang bisa saya andalkan, di luar keluarga. Di serial ini Shin Ji
Hyun mengatakan, ‘Mengapa aku tak bisa mendapatkan hanya tiga air mata?’
Tapi sungguh, menurut saya seharusnya, ‘Apakah aku harus mendapatkan
sebanyak itu?’” ungkap Jung Il Woo.
Saat pertanyaan Ji Hyun dilontarkan seorang wartawan, Il Woo butuh
waktu nyaris lima menit sebelum akhirnya menyebut tiga nama, yang
menurutnya mungkin akan memberikan air mata tulus untuknya. Siapa saja
mereka?
Orang pertama, Kim Bum. Persahabatannya dengan Kim Bum, si bintang
serial Boys Before Flowers, dimulai sejak mereka sama-sama membintangi
komsit Unstoppable High Kick pada 2006.
“Bum sudah seperti adik kandung saya. Ketika saya melalui saat-saat
sulit, Bum selalu ada untuk saya, dan kapan pun ia mengalami masalah,
saya selalu membantunya,” urai pria kelahiran 9 September 1987 ini.
“Kami telah saling mengenal selama lima tahun. Kami sering berkunjung
ke rumah masing-masing dan pergi keluar, juga ke sauna bersama. Dia
sungguh sahabat dan seperti saudara sendiri bagi saya.”
Tentu saja, tak bisa melupakan Lee Min Ho. Ya, Lee Min Ho nama kedua yang disebut Jung Il Woo. Persahabatan aktor City Hunters dan 49 Days
itu bahkan dimulai sejak mereka duduk di bangku sekolah. Di SMA, mereka
masuk dalam kelompok cowok-cowok ganteng di sekolah. Pada 2006,
keduanya mengalami kecelakaan mobil yang parah, sehingga keduanya
dilarikan ke rumah sakit. Bekas luka Lee Min Ho akibat kecelakaan ini
bahkan masih membekas di wajahnya.
“Min Ho dan saya adalah teman dekat yang telah saling mengenal sejak
kami masih kecil. Kami tak perlu banyak bicara (untuk jadi sahabat).
Kami teman sehidup semati yang menunggu kehidupan sesudah mati
bersama-sama,” papar Il Woo.
Lalu, dari mana Il Woo mendapatkan air mata tulus ketiganya? Aktris
veteran Na Mun Hee, yang memerankan tokoh neneknya di Unstoppable High
Kick.
“Dia menjaga saya seperti cucunya sendiri, memberi saya banyak
nasihat dan semangat. Dia bahkan menandai jadwal tayang serial saya di
kalendernya. Dia selalu memanggil saya setelah penayangan perdana dan di
episode final. Di serial My Fair Lady, dia menasihati saya,
‘Jangan berusaha terlihat tampan, berakting saja.’ Dan saat serial itu
selesai, dia mengatakan, ‘Kau telah bekerja keras.’ Saya selalu
berterima kasih kepadanya,” kata Jung Il Woo panjang lebar.
Menutup obrolan soal tiga air mata tulus untuk menghindari kematian,
Jung Il Woo mengutarakan pendapatnya soal kematian itu sendiri. Baginya,
kematian hanya persoalan waktu. Ia punya fokus lain yang menurutnya
lebih penting, “Saya tak takut akan kematian. Menurut saya yang penting
dipikirkan adalah bagaimana caranya menjalani hidup dengan baik, jadi
tak perlu menyesal di kemudian hari. Tapi saya takut kalau memikirkan
orang-orang akan meninggalkan saya,” pungkasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar